Rantai Keteng 4 Lapis Honda Tiger 2000

Sudah lama belum mengupdate blog ini. Berhubung sebagai pengguna motor Tiger tahun 94 yang cukup tua (limpahan dari kakak saya) maka ingin membagi pengalaman seputar rantai keteng Tiger.

Suku cadang ini sangat mudah sekali bermasalah. Sudah hampir 6 bulan sekali saya harus menggantinya dan ini yang terakhir saya baru ganti. Rantai Keteng Tiger terkenal mudah melar (istilahnya-red) khususnya buatan lokal. Seperti contoh gambar disamping. –>

Untuk suku cadang berkode RKM pada dinding rantai keteng (maaf lupa diambil gambar), mudah memanjang (mulur-red) sehingga membuat gejala rantai berisik selain tentunya Lift Tensioner Assy.. yang juga mudah lemah dibagian pernya.

Berhubung teman saya juga menggunakan tiger 2000, sempat bertanya ke beliau dan akhirnya menyarankan kode HC92R yang buatan Jepang. Dan Harganya cukup tidak bersahabat. Memang sebelumnya sudah niat beli Original berkode HC92R. Langsung membeli suku cadang dibilangan Batas Ciledug -dikenal pusat onderdil motor-, akhirnya ditawarkan buatan Thailand. Sebenarnya niatan untuk membeli buatan Jepang toh akhirya saya mencoba beli. Hal yang membuat saya tertarik adalah diberitahukan kepada penjual bahwa ini lapis 4. Persis seperti rantai keteng pada motor gede.

Akhirnya beli lah dengan tertera kode yg berbeda kalo lokal dengan thailand punya. Dengan bungkusan yg saya kira berbeda dengan AHM, ternyata ada label Honda Genuine Part. Entah asli atau label KW1. Yah setidaknya dicoba toh motor jarang buat ngebut sampai diatas 90km/jam mengingat jalanan Jakarta macet.

Setelah dibuka penampakannya memang ternyata 4 lapis persis kata penjual. dan tertera tulisan label DID. Padahal pernah melihat merek DID di internet tapi entah itu memang 4 lapis atau bukan. Toh coba browsing kodenya “14401-KBB-901” tertulis part untuk honda XL200 versi eropa yang mana untuk motor sudah keluar sekitar tahun 89 s/d 92 (cukup tua memang). Memang terlihat lebih lebar dan dicoba girnya ternyata duduk dengan pas. Hanya kalo digeser sedikit bergerak ke kanan-kiri

Penampakan ini agak sedikit kurang meyakinkan, Dengan mengucapkan bismillah, dan terpasang dengan klop, Sebenarnya yang dikhawatirkan adalah rantai keteng dengan gir noken bagian atas akan mudah berbunyi. Dan ternyata bunyinya yang terjadi dibagian bawah. Perkiraan bagian di gigi sentrik dekat kruk as. Problem masih mengeluarkan kricik-kricik tapi tak separah yang sebelumnya.

Dengan kombinasi pengubahan LAT (Lift Assy Tensioner-red) yang dimodifikasi agak sedikit menonjol mengurangi gejala berisik mesti tak sepenuhnya hilang. Namun boleh diakui dengan sedikit bentakan gas tidak mudah kendur seperti lapis 2 standar pabrik.

Toh Suara berisik tidak jadi permasalahan bagi saya. Karena kadung sayang dengan ini motor. Meski banyak kekurangan wajar setelah pemakaian hampir mendekati 19 tahun (tahun 94 hingga tahun 2013), tenaga dan posisi mengemudi masih sangat nyaman untuk ukuran tahun 94. Memang tidak dapat dibandingkan dengan motor2 yang sudah modern. Toh karena hobi motor makanya tetap kadung sayang dengan ini motor jenis apappun itu, yang penting anda menyukai dan menyalurkan hobi yang secara positif tentunya.